Post Update :

Tentang Jodoh

Selasa, 12 April 2011

Akhir-akhir ini, beberapa sahabat menanyakan masalah yang berhubungan dengan cinta. Mulai dari yang biasa disebut pacaran, jodoh, hingga pernikahan. Jadi teringat, dulu sempat ditanya salah seorang adik kelas tentang jodoh. Dengan lugunya ia bertanya, "Kak, memang jodoh itu bukan hanya di dunia ya? Kalau ia meninggal sebelum mendapatkan jodoh di dunia, terus berarti dia ga punya jodoh dong???" Pertanyaan konyol sekaligus menggelikan meluncur dari mulutnya. Membuat saya tersenyum geli mendengarnya - walaupun sejujurnya tak secara terang-terangan terekspresikan dalam raut muka, sebatas tertawa geli dalam hati.

"Hmm.. gimana yah? Kalau menurut yang pernah saya baca dan saya pahami, kalau jodoh itu sebenarnya bukanlah kosakata yang hanya berlaku untuk di dunia aja. Jadi bisa pula kita mendapatkan jodoh itu bahkan ketika di akhirat. Ya, intinya kalau orang itu beriman dan berhasil masuk ke syurga-Nya, maka bidadari syurga-lah yang akan menjadi jodohnya. Wallahu 'alam", jawab saya singkat dengan pengetahuan seadanya - sambil mencoba mengingat salah satu pertanyaan yang sama pada sebuah konsultasi di salah satu radio islam swasta.

"Terus gimana kalau dia udah punya jodoh di dunia. Misalkan kalau ternyata seorang lelaki beristri. Apakah masih dapat jodoh juga di akhirat nanti? Jadi double dong kak jodohnya?" Sungguh, pertanyaan ini sangat menggelikan, sampai-sampai saya tak mampu lagi menahan gelak tawa, yang saya coba sembunyikan - maksudnya takut menyinggung perasaan. Namun keluguannya saat bertanya, membuat saya tak tahan dengan tawa. Umur masih sekecil itu, begitu termotivasi bertanya tentang jodoh dengan detailnya.

"Hahaaaa.. pertanyaan kamu lucu ya?", respon saya sambil melebarkan lekukan bibir di wajah."Ihhh kaakkk, kan cuma mau tau ajaaa.." jawabnya merengut, sambil mengernyitkan dahi laksana orang memelas karna "lapar" akan jawaban.

"Begini intinya, ketika hanya salah satu saja diantaranya yang beriman - misalnya hanya lelaki itu saja yang beriman, maka Allah akan memberikan kepadanya bidadari syurga sebagai pengganti istrinya. Namun, ketika memang lelaki itu dan istrinya berhasil mengarungi kehidupan ini dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, hingga keduanya masuk ke syurga, maka pasangan itu akan tetap berjodoh selamanya di syurga", akhirnya sebait penjelasan telah meluncur, tentunya dengan terlebih dahulu berfikir sejenak - walau sebenarnya masih ada kosakata yang kurang pas.

"Laahhh, kalau gitu, ketika istrinya beriman, ia gak dapet bidadari syurga dong???"

Pertanyaan ini yang terdengar lebih konyol, sekaligus memang ada benarnya - maksudnya, ada kesalahan redaksi di penjelasan sebelumnya, sehingga menimbulkan keambiguan pada jawabannya. Ya, terkadang pertanyaan anak kecil bukanlah pertanyaan yang melangit - sangat mendasar. Namun di balik dasarnya itu, kita perlu 'arif dan cermat memilih jawaban yang tepat - agar pondasi yang menjadi dasarnya, tidak merobohkan dinding-dinding tebal dari prinsip-prinsip keislaman ketika telah menuju 'langit'.

"Hmm,, bukan begitu dek. Bidadari syurga itu adalah janji Allah, sekaligus sebuah keniscayaan bagi semua hambanya sebagai salah satu ganjaran pahala baginya di Syurga. Jadi tetap saja bidadari itu akan diberikan padanya. Cuma,... kalau suatu saat saya boleh memilih, saya akan lebih memilih bidadari syurga daripada manusia dunia. Heheee..." Jawab saya dengan sedikit lelucon - sungguh, tanpa sedikitpun berniat dengan sungguh-sungguh menjawabnya. Jadi, bukan maksud saya lebih mengutamakan bidadari syurga dibanding istri saya nanti ketika kami bersama di Syurga. Karna bagi saya, seorang istri yang sampai saat itu mampu membersamai saya dengannya hingga mereguk telaga Syurga - tetap lebih istimewa walaupun dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia dan di Syurga. Huaahhhh... gombal kayaknya :)

"Yeeee... kalau gitu nanti istri kakak cemburu lohh, dikhianati begitu saja. Mentang-mentang udah dikasih bidadari syurga, malah selingkuh!!" sela adik kecil itu dengan nada kecewa.

Sungguh, pernyataan ini benar-benar menumpahkan gelak tawa. Selinguh? Cemburu? Masih adakah perasaan itu di Syurga? Saya rasa tidak. Ya, semua telah terhanyut dalam kenikmatan tiada tara - hingga mencari perhatian dan cinta dari manusia hanyalah perbuatan sia-sia. Allah telah menggantinya dengan bilangan yang berlipat tidak berhingga.

Ya, begitulah perbincangan singkat saya dengan salah seorang 'adik' sewaktu itu. Semuanya berjalan sangat singkat dalam memori kehidupan, walau pada nyatanya, sebagian kisahnya hanyalah kamuflase dari fikiran dan beberapa hasil perenungan. Ahhh, mengingat kisah ini, jadi makin rindu mengejar Syurga. Namun, dibalik itu semua, rasanya makin jauh saja jarak diri ini untuk menggapainya.

Rabb, berikanlah jalan yang terbentang,
dan perpendeklah jarak hamba dan Syurga-Mu.
Anugerahkanlah segenap cinta-Mu,
agar kelak ada yang membersamaiku menjemput Syurga-Mu...
Amiieen...

bersambung...

Jatinangor, 11 April 2011 - 04.21.54
- Subuh hari, saat udara dingin menyergap beku -

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Afief Alkhawarizm 2010 -2011 | Design by Afief Alkhawarizm | Published by Khawarizm's.net | Powered by AK-Team.