Banyak orang yang bilang, "Hati lelaki terbuat dari batu, hati wanita terbuat dari salju"..
Tidak sedikit orang yang bilang : "Cowo mah gak peka, gak punya perasaan"
Sebagian orang mengaminkan : "Wanita terlalu perasa, sensitif, gak logis!"
Semua orang sering berbicara tentang perasaannya,
tanpa mau merasakan, apa yang orang lain rasakan.
Tuhan membuat hati lelaki keras membaja, karna ia ingin menciptakan manusia yang teguh dan tangguh.
Ia membuat hati wanita lebih lembut dan perasa, karna dari hati seorang wanitalah tumbuh kasih sayang kepada anak2nya.
Tidak ada yang pernah salah, dari Hati yang Allah ciptakan berbeda.
Batu, untuk menguatkan, salju untuk melumatkan kasih sayang.
Sungguh, hentikan paradigma kita antar sesama manusia.
Karna Hati bisa merasakan, akal bisa mencerna.
Tanpa Hati, akal menjadi angkuh
Terlalu gagah untuk tidak meneteskan airmata.
Tanpa akal, perasaan melemah
Mudah terbawa kondisi yang ada
Maka buatlah hati kita seperti salju
ia lembut, namun begitu kuat ketika tergumpal menjadi batu.
Tidak Selamanya Batu itu Keras!!
Seorang Ayah terpekur di atas kursinya. Tetesan Keringat membanjir dari balik bajunya. Bau terik matahari masih tercium, kotoran lumpur, dan basahnya limbah menempel di celana. Sekedar melepas lelah, ia menarik helaan nafas beratnya. Kuatnya hirupan nafas pertanda sangat lelah, dan ingin segera beristirahat secepatnya. Kalau saja tidak teringat akan anak dan istrinya, rasanya ia ingin melabuhkan diri sejenak, beristirahat dari usianya yang sudah merenta. Pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja siang sampai larut malam cukup membuat rontok sendi tulang belakangnya.Namun Terkadang keluarga yang membuat kita kuat, bagaimanapun keadaannya.
"Pak, makan dulu. Sudah Ummi siapin di Meja. Maaf, cuma ada lauk seadanya".
"Anak-anak sudah makan bu??"
"Belum pak, tadi anak-anak nunggu bapak pulang, eh malah pada ketiduran. Padahal tadi mereka ribut kelaparan"
"Bapak kayaknya kecapean, istirahat dulu aja pak. Nanti malah sakit lagi"
"Nggak bu, cuma butuh rehat sejenak aja. Masih ada proyekan yang belum selesai. Kayaknya malam ini harus menginap di pabrik bu".
"Bapak, sudah biar ibu aja yang menggantikan bapak bekerja. Kemarin dapat tawaran buat nyuci baju di tetangga sebelah. Sudah waktunya bapak istirahat"
"Sudah ga usah perdulikan bapak! Bapak ga perlu perhatian dari ibu, lebih baik urus saja anak-anak dan ibu sendiri!"
Ada tetes yang tak biasa mengalir.
Seakan getir menyambar hujan yang turun gemetar. Memecah syahdu rintikan air yang mengalun merdu. Suara yang terdengar lantang seakan menusuk. Ucapan akan ketidak butuhan dengan keluarga terkadang diyakini secara emosinal sebagai tindakan acuh dan ketidakpedulian. Seorang ayah tau, tak pantas rasanya membentak atas perhatian yang istrinya berikan. Tapi sungguh, dalam lubuk hatinya ia tak bermaksud melukai perasaan istrinya. Hanya mencoba untuk berlaku keras, agar istrinya dapat menaati pengorbanannya. "Tidak usah perdulikan aku" dapat diterjemahkan sebagai "Aku tak mau merepotkanmu". Tapi kata tetaplah kata, salah bicara dan nada, ia akan merobek dan membuat nanah di lubuk hati seorang wanita.
Sebagian lelaki memang tidak pandai mengungkap perasaannya. Sebagian mereka terkadang memilih cara yang keras untuk menunjukkan perhatian. Ada hal yang sangat mendasar yang sangat membedakan ciri khas komukasi wanita dan lelaki pada umumnya. Untuk seorang Lelaki, lebih memilih diam ataupun pura-pura acuh ketika ia tidak menemukan cara untuk mengungkapnya, kemudian melupakannya atau memilih cara yang keras tanpa berfikir panjang, dan berkata apa adanya. Seorang wanita lebih cenderung diam dan menahan perasaan, menangis, dan menikmati penderitaan dari sakitnya perasaan. Banyak dari mereka yang tidak mamapu berkata jujur, tak bisa melupakan, dan terkadang bertambah besar ketika semakin tak tertahankan.
Hati-hati mengungkap hati,
Karna ia banyak menyimpan sebuah misteri
Dari rasa, materi yang tak pernah nyata.
Jatinangor, 18 September 2010
(Tengah Malam : Saat sangat sulit memahami hati sendiri)
0 komentar:
Posting Komentar