Post Update :

Posting Populer

Motivasi

Hidup tanpa motivasi bagaikan berkendara tanpa arah tujuan. Untuk mendapatkan beberapa untaian kata motivasi yang inspiratif, anda bisa dapatkan disini :
-------------------------------------------------------------------------- Motivasi Islam -------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------- Motivator Indonesia -------------------------------------------------------------------------- Salam Super Mario Teguh

Kematian Yang Tak Pernah Kuimpikan (Part.1)

Rabu, 22 September 2010

Mengarungi jalan lurus namun gelap, hanya ada lilin kecil yang terus membakar dirinya...

Hanya ada lilin kecil yang menemani. Dengan cahaya sekedarnya, aku melindunginya dari usapan angin yang berhembus. Dingin semakin merasuk, menusuk hingga membuat diri bulu kuduk. Hanya ada penyesalan, ketika siang sebelum senja. Aku tak pernah menyiapkan segalanya. Bahkan hidup dalam kesenangan dunia, melenakanku akan getir malam ini. Hanya ada tetes air yang mengalir, menyesali subuh tadi. Saat tubuh ini masih kuat menyiapkan pelita. Saat tubuh begitu gagah berkata lantang, Aku Hebat!! Aku memiliki segalanya.. Sungguh, sungguh angkuh, dan aku terlena...

Sekarang baru beranjak malam, namun perjalanan masih panjang. hanya cahaya bulan yang menemani malam. Sebelum menemukan matahari di subuh hari, mungkin lilin kecil telah berbakar mati. Kegelapanpun semakin mencekam, hanya petunjuk hati yang menemani.


Serasa telah berada di penghujung kehidupan. Nafas semakin terengah, detak jantung semakin payah.. Langkah-langkah kecil tetap menapak, namun tak bisa meninggalkan jejak-jejak keletihan. Rasanya 'aku' tak sanggup lagi melakukan perjalanan. Tubuh semakin kaku, lidah membisu. Seakan tak ada kata yang terucap untuk mengeluh.

Mata semakin kabur, pandangan semakin buram, sepertinya kegelapan begitu mencekam. Hingga 'aku' tak lagi memikirkan kemana arah yang sebenarnya. Tapak demi tapak semakin payah,, sangat melemah. Hingga 'aku' merasakan udara dingin yang menyapa. Tubuh terjerembab sesaat, kaki tak mampu lagi untuk berdiri. Kilat menyambar sangar, dan aku hanya terkapar..

Sepi,
Gelap,
Lemah,
Tak Berdaya,
Mungkin ini adalah akhir dari segalanya.
Akhir Hidup yang tak pernah kuimpikan.
Tragis.

Jatinangor, 22 September 2010, 18.42.32

(Saat Beban Begitu memuncak, dan kondisi kian melemah)

Memaknai Cinta (Part.2) : Jika Makna Cinta Disalah-artikan..

Selasa, 21 September 2010

Jika Cinta Disalahartikan...

Ia Lebih tajam dibanding duri, menusuk, menorehkan luka

Ia Lebih memabukkan dibanding arak, terlena, membuat gila

Ia Lebih suram dibanding kegelapan, kalut, membutakan arah

Jika cinta sebatas Nafsu,Ia akan terus menipu

Jika cinta hanya dianggap sebatas rasa, Ia tak akan pernah terlihat nyata

Jika cinta diartikan untuk memilikinya, Ia akan menghilang.

Jika cinta tak memiliki wadah yang benar, hanya kemaksiatan yang menyelimutinya.

Jika cinta hanya didasari oleh suka, suatu saat kebencian akan menghampirinya.

Jika cinta hanya dianggap untuk menerima, Kita tak akan pernah bisa ikhlas untuk memahaminya.

Jika cinta dianggap untuk memberi, pada hakikatnya tak ada yang kita miliki.

Jika Cinta mengalihkan perhatian dari Tuhannya,

Lalu apakah itu Cinta yang sesungguhnya???

Sungguh, Cinta bukan sebatas hasrat yang perlu dipenuhi!!

Jatinangor, 21 September 2010

(Ketika Makna Cinta seringkali disalah-artikan)

Tentang Keluarga (Part.1) : Jika Keluarga Dipandang Sebelah Mata

Sebelum mengarungi samudera hidup, ada kalanya kita diharuskan untuk menyamakan tujuan, sehingga saat badai datang, tak ada lagi kebimbangan dalam menentukan arah. Semua awak adalah nahkoda kapal, yang sama-sama berjuang untuk menyelamatkan hidupnya sampai tujuan. Jika salah seorang awak mulai bosan dengan pelayaran yang menjemukan, maka nahkoda-lah yang mengingatkan bahwa lelahnya perjalanan menunjukkan dekatnya kita dengan tempat tujuan. Semua saling mengingatkan, tak ada yang pantas duduk dengan lega disaat semua orang disibukkan dengan ancaman yang membahayakan. Hanya saja peran selalu mempengaruhi siapa yang patut untuk dijadikan teladan... Bijaksanalah dalam melihat kondisi dan keadaan, disitulah sebenarnya waktu yang tepat untuk menentukan siapa nahkoda yang sebenarnya...

Jemari seakan memaksa saya untuk menulis catatan tentang tema ini. Sebentar,, sebelum beranjak lebih jauh perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa motivasi saya dalam menulis tema ini semata-mata karna saya mendapatkan inspirasi sederhana dari jalan kehidupan yang saya amati dekat-dekat ini, dari berbagai kisah yang saya temui. Bukan karna pengalaman, atau termotivasi untuk mendorong teman2 atau diri saya sendiri untuk enggan atau ingin menikah secepatnya.(^^')Dari sebuah radio muslim saya mendengar kajian tentang keluarga. Ada kata bijak yang terucap dari mulut seorang ustadzah saat itu :

"Salah satu bencana dan malapetaka terbesar dalam keluarga adalah saat seorang suami tidak mampu menjadi imam, dan seorang istri yang tidak mau menjadi makmum"

Naudzubillah, mungkin bukan barang langka lagi sepertinya, kita seringkali melihat kondisi keluarga dalam masyarakat yang sudah jauh dari etika dan norma sebenarnya. Bukan hanya di sinetron-sinetron yang banyak di tayangkan di layar kaca saja, mungkin kita juga sering melihat bagaimana kondisi di masyarakat sekeliling kita, tetangga, atau bahkan dalam keluarga kita sendiri, bagaimana keadaan rumah tangga yang tidak harmonis, bahkan cenderung ke arah kehancuran. Hubungan suami-istri yang tidak baik, perceraian, penganiayan dalam rumah tangga, anak yang tega membunuh ibunya, atau sebaliknya.

Ya, beginilah kalau menikah hanya dijadikan sebagai perubah status sosial belaka, saat kita tidak memiliki tujuan yang jelas bahwa menikah juga berfungi untuk membangun keluarga, membangun masyarakat, bahkan membangun bangsa yang dilandasi dari pondasi-pondasi dalam keluarga, dilandasi oleh pondasi agama yang kuat. Saat menikah hanya dijadikan sebagai kebutuhan manusiawi, bukan semata-mata berniat untuk menunaikan kewajiban sebagai insan manusia yang taat beragama. Saat menikah hanya didasari atas nama cinta, tanpa iman, tanpa kekuatan untuk senantiasa menjaga kesucian. Saat menikah ibarat barang dagangan yang diperjual belikan, dimana adakalanya kita bosan, ada kalanya kita tidak membutuhkan.

Ironis memang, bagaimana cita-cita masyarakat selama ini belum utuh memandang sebuah ikatan keluarga yang seharusnya dapat merubah peradaban bangsa, bahkan dunia. Jelas rasanya, penyebab kehancuran bangsa ini, bermula karna kehancuran keluarga dalam setiap tananan masyarakat yang mendukungnya. Kita sudah sama-sama mengamini bahwasanya pendidikan yang paling efektif berada dalam lingkup keluarga. Bagaimana seorang ayah dan ibu dapat bekerja sama untuk mendidik anak-anaknya agar kelak menjadi pribadi yang baik. Lalu bagaimana keadaannya, jika kedua pimpinan dalam keluarga ini tidak dapat gotong royong untuk bertanggung-jawab memikirkan masa depan anak-anak mereka???

Sungguh, tanggung jawab orangtua sangat memiliki kendali yang besar dalam masa depan, dan kebaikan anak-anak mereka. Seringkali permasalahan dalam keluarga tidak dapat kita selesaikan dengan bijak, sehingga berdampak kepada semua anggota keluarga. Perlu adanya pembagian peran yang jelas, rasa percaya, perhatian yang intens agar semuanya berjalan dengan baik. Berkeluarga menjadi ujian organisasi dalam lingkup yang kecil, namun berdampak global dalam tatanan kehidupan.

Maka pikirkanlah matang-matang apa yang kita cita-citakan dari kelurga sederhana kita. Apa prestasi yang ingin kita raih bersama-sama??

Keluarga yang sakinah selalu mengantarkan kita dalam ketenangan jiwa seberapapun menderitanya kita

Keluarga yang mawaddah, selalu menghantarkan kita pada cinta antar sesama, berapapun banyaknya alasan kita untuk membencinya

Keluarga yang warahmah, selalu membuat diri kita terketuk untuk memberi, berbelas kasih, dan mengorbankan apa yang kita miliki

Kemudian ketiganya seakan menyatu, berpadu, dan terdispersi begitu indah, lalu wanginya tercium semerbak Syurga...

Quu Anfusikum wa ahlikum naara...


Keluarga Yang Diimpikan

Cita-cita seorang ayah

“Laki-laki adalah wujud manusia yang tak pernah nyaman jika ada hal tak mengenakan dan diluar kebiasaan. Dan seorang ayah adalah peran yang cocok untuk memperbaiki segalanya. Membuat segalanya menjadi lebih baik, teruntuk keluarga tercinta”

Bagaimana Seorang Ibu??

Seorang wanita yang kuat selalu melahirkan anak-anak yang hebat. Generasi penerus seakan hanya bercokol pada kemuliaan ibu mendidik anaknya. Sangat berpengaruh besar untuk merubah manusia dan peradaban.Seorang wanita yang baik selalu berusaha menjadi istri yang sholehah, menjadi pendidik yang baik bagi anak-anakanya, dan bermanfaat untuk keluarga.

Seperti apakah Seorang Anak?

Anak adalah mutiara bagi kedua orangtua. Mutiara yang tidak akan pernah tergantikan oleh kekayaan harta, maupun tahta. Maka seorang anak yang baik akan berusaha agar hidupnya senantiasa bernilai. Bukan hanya menjadi objek pendidikan bagi kedua orangtua, tapi turut serta pula dalam membangun keluarga yang sakinah.


Jatinangor, 21 September 2010

(Saat begitu Banyak Makna yang Belum dapat saya Fahami)

Dua Hati yang Berlabuh

Minggu, 19 September 2010

Antara Hati dan Rasa

Banyak orang yang bilang, "Hati lelaki terbuat dari batu, hati wanita terbuat dari salju"..

Tidak sedikit orang yang bilang : "Cowo mah gak peka, gak punya perasaan"

Sebagian orang mengaminkan : "Wanita terlalu perasa, sensitif, gak logis!"

Semua orang sering berbicara tentang perasaannya,

tanpa mau merasakan, apa yang orang lain rasakan.

Tuhan membuat hati lelaki keras membaja, karna ia ingin menciptakan manusia yang teguh dan tangguh.

Ia membuat hati wanita lebih lembut dan perasa, karna dari hati seorang wanitalah tumbuh kasih sayang kepada anak2nya.

Tidak ada yang pernah salah, dari Hati yang Allah ciptakan berbeda.

Batu, untuk menguatkan, salju untuk melumatkan kasih sayang.

Sungguh, hentikan paradigma kita antar sesama manusia.

Karna Hati bisa merasakan, akal bisa mencerna.

Tanpa Hati, akal menjadi angkuh

Terlalu gagah untuk tidak meneteskan airmata.

Tanpa akal, perasaan melemah

Mudah terbawa kondisi yang ada

Maka buatlah hati kita seperti salju

ia lembut, namun begitu kuat ketika tergumpal menjadi batu.


Tidak Selamanya Batu itu Keras!!

Seorang Ayah terpekur di atas kursinya. Tetesan Keringat membanjir dari balik bajunya. Bau terik matahari masih tercium, kotoran lumpur, dan basahnya limbah menempel di celana. Sekedar melepas lelah, ia menarik helaan nafas beratnya. Kuatnya hirupan nafas pertanda sangat lelah, dan ingin segera beristirahat secepatnya. Kalau saja tidak teringat akan anak dan istrinya, rasanya ia ingin melabuhkan diri sejenak, beristirahat dari usianya yang sudah merenta. Pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja siang sampai larut malam cukup membuat rontok sendi tulang belakangnya.Namun Terkadang keluarga yang membuat kita kuat, bagaimanapun keadaannya.

"Pak, makan dulu. Sudah Ummi siapin di Meja. Maaf, cuma ada lauk seadanya".

"Anak-anak sudah makan bu??"

"Belum pak, tadi anak-anak nunggu bapak pulang, eh malah pada ketiduran. Padahal tadi mereka ribut kelaparan"

"Bapak kayaknya kecapean, istirahat dulu aja pak. Nanti malah sakit lagi"

"Nggak bu, cuma butuh rehat sejenak aja. Masih ada proyekan yang belum selesai. Kayaknya malam ini harus menginap di pabrik bu".

"Bapak, sudah biar ibu aja yang menggantikan bapak bekerja. Kemarin dapat tawaran buat nyuci baju di tetangga sebelah. Sudah waktunya bapak istirahat"

"Sudah ga usah perdulikan bapak! Bapak ga perlu perhatian dari ibu, lebih baik urus saja anak-anak dan ibu sendiri!"

Ada tetes yang tak biasa mengalir.

Seakan getir menyambar hujan yang turun gemetar. Memecah syahdu rintikan air yang mengalun merdu. Suara yang terdengar lantang seakan menusuk. Ucapan akan ketidak butuhan dengan keluarga terkadang diyakini secara emosinal sebagai tindakan acuh dan ketidakpedulian. Seorang ayah tau, tak pantas rasanya membentak atas perhatian yang istrinya berikan. Tapi sungguh, dalam lubuk hatinya ia tak bermaksud melukai perasaan istrinya. Hanya mencoba untuk berlaku keras, agar istrinya dapat menaati pengorbanannya. "Tidak usah perdulikan aku" dapat diterjemahkan sebagai "Aku tak mau merepotkanmu". Tapi kata tetaplah kata, salah bicara dan nada, ia akan merobek dan membuat nanah di lubuk hati seorang wanita.

Sebagian lelaki memang tidak pandai mengungkap perasaannya. Sebagian mereka terkadang memilih cara yang keras untuk menunjukkan perhatian. Ada hal yang sangat mendasar yang sangat membedakan ciri khas komukasi wanita dan lelaki pada umumnya. Untuk seorang Lelaki, lebih memilih diam ataupun pura-pura acuh ketika ia tidak menemukan cara untuk mengungkapnya, kemudian melupakannya atau memilih cara yang keras tanpa berfikir panjang, dan berkata apa adanya. Seorang wanita lebih cenderung diam dan menahan perasaan, menangis, dan menikmati penderitaan dari sakitnya perasaan. Banyak dari mereka yang tidak mamapu berkata jujur, tak bisa melupakan, dan terkadang bertambah besar ketika semakin tak tertahankan.

Hati-hati mengungkap hati,

Karna ia banyak menyimpan sebuah misteri

Dari rasa, materi yang tak pernah nyata.


Jatinangor, 18 September 2010

(Tengah Malam : Saat sangat sulit memahami hati sendiri)

Karya

Meminang Bidadari Kisah tentang perjuangan untuk bisa belajar mencintai dan berkorban. Pertaubatan seorang WTS untuk menemukan cinta sejatinya, dan penerimaan seorang lelaki sholeh kepada seorang pendamping hidup yang memiliki masa lalu yang kelam. (Baca Selengkapnya)
Merajut Mimpi Merenungkan kehidupan berarti menemukan pertanyaan dan berupaya memberi jawaban terhadap pertanyaan yang muncul di atas nalar manusiawi. Banyak sekali pertanyaan yang perlu di jawab demi mengungkap keber-makna-an kehidupan kita. Makna adalah "makanan" dari nalar manusia.. Maka maknai kehidupan kita, agar setiap hembusnya memilki arti untuk dipahami..” (Baca Selengkapnya)
4 Musim Cinta Kisah berlatar negri jerman, tepatnya di kota Heidelberg. Kota yang dikenal sebagai kota paling romantis di negri jerman. Tentang kisah hidup seorang Alysha (Mahasiswi berprestasi dan agen intelegen) menemukan cinta, jalan hidup dan Tuhannya. (Baca Selengkapnya)
 

© Copyright Afief Alkhawarizm 2010 -2011 | Design by Afief Alkhawarizm | Published by Khawarizm's.net | Powered by AK-Team.