Post Update :

Untukmu Cinta

Jumat, 10 Februari 2012

Panggilan Kesayangan

Mungkin seperti pasangan suami istri lainnya, dahulu - setelah kita resmi menunaikan pernikahan itu, pertama kalinya aku menatapmu dari jarak yang sangat dekat. Kau begitu cantik dengan kesederhanaanmu. Tak memakai balutan make-up super tebal, yang seringkali wanita lain gunakan saat pernikahan. Saat itu pertama kalinya kita membicarakan panggilan kesayangan untuk masing-masing.

"Cinta, mau dipanggil dengan nama kesayangan apa?", kataku sambil terseyum mesra padamu.

"Hmm, apa ya ka?", kau tak langsung menjawab. Mencoba berfikir sejenak, mengerutkan dahimu ke atas dan sampai beberapa lama masih terdiam tak menemukan jawaban.

"Bagaimana kalau sayang?",sergapku cepat. Mencoba menawarkan jawaban.

Namun kau segera menolak. "Ga mau ah, itu panggilan yang udah standar, hehee...". Sungguh, saat itu kau terlihat sangat manja. Akhirnya kucubit pinggungmu mesra. "Ihh, dasar. Jadi maunya pake panggilan beda dengan yang lainnya ya?" Godaku.

"Iya dong..." serumu bersemangat. "Tapi aku masih bingung ka mau dipanggil apa". Kakak adalah panggilan pertamamu saat berjumpa denganku saat itu.

"Hmmm,, kalau sayang maunya dipanggil apa?" tanyamu sambil tersenyum memerah. Lesung pipimu mengembang, laksana telaga yang melegakan. Ahh, kau begitu cantik saat itu cinta..

"Kalau kakak mah dipanggil seperti biasa aja", jawabku cepat.

"Ahh, standar banget sayang", protesmu.

"Tapi harus ada tambahannya.....", jawabku dengan sengaja memotong kalimat terakhir yang belum terucap.

Ada guratan tanya yang menghias di wajahmu, "Tambahan apa? asal jangan pake recehan uang aja ya", tanyamu nakal sambil sedikit cengengesan. Ohh, saat itu aku baru tahu bahwa kau suka bercanda juga ya cinta.

"Kakak nya ditambah Anda, jadi kakanda!!""

Hiiii..... Kita berdua tertawa bersama. Mungkin sedikit 'jijik' dengan candaanku yang tidak lucu itu, heheee..

"Yaudah, kalau gitu sayang juga panggil aku adinda aja deh, kayaknya bagus tuh", Lagi-lagi pipimu memerah. Mungkin karna kamu saat itu masih menyimpan rasa malu untuk berkata-kata mesra padaku.

"Duhh, jangan deh sayang...", pintaku

"Lohh, kenapa?" tanyamu tak mengerti.Aku terdiam sejenak. Niatnya hanya untuk menunggu respon hasrat keingintahuanmu saat itu.

"Kenapa ka? Padahal aku kan suka panggilan itu", nada bicaramu sedikit meninggi. Tanda kau sudah di puncak kepenasaran karna aku masih terdiam. Hihii, sedikit jahil di malam pertama tak apalah, fikirku.

"Karna itu nama wanita yang pernah aku suka sayang.", godaku sambil menahan tawa.

Jlleeeebbbb.... ternyata candaanku laksana godam yang menusuk hatimu. Kau menganggap itu serius. Dalam sekejap kau palingkan wajahmu yang sedari tadi beradu pandang denganku. Melihat respon tidak baik darimu, aku segera merevisi kata-kataku. Entah, hawa rasa bersalah tiba-tiba menyeruak.

"Sayang, aku bercanda...", kilahku sambil merajuknya mesra. Sambil memeluknya dari belakang, karna saat ini dirimu telah memalingkan wajah. 

"Kalau beneran juga gak apa-apa", katamu dengan suara bergetar. Entah ada butiran airmata atau tidak. Namun yang ku sadar, kau benar-benar menganggap candaaku serius saat itu..Duuhhh, cinta. Sepertinya kau tak bisa menerima candaan dalam beberapa hal yang sensitif untuk dibicarakan.

Pelajaran pertama yang ku tahu darimu. Bahwa kau dilahirkan untuk jadi pencemburu....Bersambung...
(Untukmu Cinta.red)

Rancaekek, 10 Februari 2012 - 04.25.13
(Saat dingin menyergap beku, entah ide dari mana, ingin rasanya melanjutkan kisah cinta ini.. :))



Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Afief Alkhawarizm 2010 -2011 | Design by Afief Alkhawarizm | Published by Khawarizm's.net | Powered by AK-Team.