Hari ini, terasa hambar dari segala yang dapat dirasakan. Rasanya hati tak lagi dapat mengecap semua hal yang berkecamuk dalam fikiran. Apa yang kita rasakan, sepatutnya tidak seluruhnya menjadi beban fikiran. Ya itu idealisme-ku dulu, bahkan sampai saat ini. Ketika ada hal yang mengusik dalam hati, membuat gelisah, kucoba selalu mengulangi kata itu dalam bisik. Kemudian memejamkan mata untuk memanipulasi keadaan agar lebih baik. Rasanya ingin merenung, kemudian terdiam dengan beribu pertanyaan....
Izinkan Ku menyendiri.
Saat ini, saat ku tak butuhkan teman untuk berbagi keluhan. Karna bukan hak semua orang untuk tahu apa yang aku rasakan. Walau dengan paksa, mulut ini akan selalu membisu saat mereka bertanya apa yang sedang menimpa-ku.
Izinkan Ku Menyendiri..
Saat kehadiranmu, dan mereka malah menjadi pengganggu kehidupanku. Aku hanya butuh waktu untuk menyendiri. Duduk menulis, memaksa memutar kata dalam otak, dan kemudian menumpahkan segala rasa dalam ke-abstrakan kalimatnya. Suatu saat, hanya menjadi coretan-coretan luka yang kembali menganga..
Izinkan Ku Menyendiri...
Saat tak ada lagi kata yang sanggup ku tulis. Dalam memoar yang tumpahkan tinta dalam ketidakjelasan ceritanya. Galau. Mungkin itu menjadi karakter yang terus melemahkan semua orang saat ini. Mencoba memahami tapi tak pernah bisa mengerti, lalu hilang pergi.
Izinkan Ku Menyendiri....
Saat waktu terus terbuang percuma dalam kegelisahan.
Determinasi. Mungkin tak butuh lama untuk mengembalikan semuanya.
Jatinangor, 29 November 2010. 10.55.43
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar